Sabtu, 27 Juni 2015

Outbound Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS)

Masa depan bangsa Indonesia ditentukan oleh kualitas generasi muda. Kualitas generasi muda yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kemasadepanan.

Sekolah adalah wahana yang sangat strategis dalam membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dengan memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kepada peserta didik tentunya dengan berpedoman pada Kurikulum Nasional.

Kepemimpinan, adalah kemampuan yang sangat mendasar yang perlu dimiliki oleh setiap orang, terlebih bagi generasi muda masa depan. Sehingga Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) merupakan program tahunan yang selalu diselenggarakan oleh setiap lembaga pendidikan (sekolah).

Materi LDKS yang akan disampaikan mencakup pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dasar kepemimpinan, yang dikemas dalam nuansa pelatihan berbasis Outdoor Activity, dengan pendekatan Experiential Learning. Yaitu, proses pelatihan dalam suasana yang fun, tapi tidak lepas dari nuansa petualangan. Dengan harapan para siswa bisa mengikuti proses LDKS dengan motivasi yang lebih, sehingga tujuan pelatihan tersampaikan dengan lebih efektif.

LDKS SMK Ciwarinngin kali ini akan difasilitasi oleh Team Al-Biruni dan Jhomantara guiding, dengan team fasilitator yang berlatar belakang mahasiswa dan profesional, yang memiliki pengalaman dalam berorganisasi dan pelatihan outdoor activity. Mengapa kami hadirkan fasilitator dari kalangan mahasiswa, dengan alasan mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi siswa-siswi SMK Ciwarinngin untuk semangat dalam proses belajar, serta memiliki motivasi lebih untuk bisa belajar ketingkat yang lebih tinggi sampai keperguruan tinggi.

Deskripsi Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa ( LDKS )

Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa merupakan program pelatihan yang memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap dasar tentang kepemimpinan kepada siswa. LDKS ini diselenggarakan dengan maksud memberikan bekal jiwa kepemimpinan kepada siswa agar dalam proses belajar di sekolah dapat berjalan dengan efektif. Siswa memiliki kemandirian/ memimpin dirinya sendiri dalam proses belajar, bisa bekerjasama antar siswa maupun dengan para pengajar (guru), lebih kreatif, komunikatif dan percaya diri.

Materi 
- Dasar-dasar organisasi
- Dasar-dasar kepemimpinan/ leadership
- Komunikasi efektif
- Motivasi organisasi
-Team building.
Semua materi diatas akan disampaikan dengan pendekatan ekperential learning/ belajar berdasarkan pengalaman, dengan media permainan-pemainan yang menantang dan fun. Penyampaian materi diberikan seletah siswa melekukan permainan sesuai sasaran materi dengan debrief maupun general debrief oleh fasilitator.

Game/ permainan 
Permainan/games dalam LDKS ini akan menjadi metode maupun media dalam menyampaikan materi LDKS, dengan tujuan bisa memberikan nuansa belajar siswa yang berbeda.

Tahapan Proses LDKS

1. Forming
Pada tahap ini, peserta mulai saling kenal secara lebih dekat satu sama lain. Kegiatan utama pada tahap ini adalah permainan-permainan yang disebut Ice Breaking, yang juga mengedepankan pengembangan kepercayaan (trust building) antar-peserta.

Inti dari permainan ini adalah membuka jalinan komunikasi antar peserta, membuat mereka lebih akrab dan terbuka, saling menerima kondisi masing-masing peserta, sesuai dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing.

2. Storming
Tahap ini ditandai dengan adanya permainan-permainan berbasis kegiatan kelompok. Jenis permainan yang dilakukan adalah Conflict-based Problem Solving dan Creativity-based Problem Solving. Tujuannya, agar para peserta mulai berinteraksi dan bekerja-sama dengan anggota timnya. Pada tahap ini, para peserta akan saling menunjukkan kemampuan dan keahlian masing-masing dalam usahanya memecahkan masalah. Permainan ini merangsang peserta untuk terlibat secara emosional, sehingga sering terjadi adu urat leher dalam mempertahankan pendapatnya masing-masing.

3. Norming
Pada tahap ini, para peserta mulai mengikuti norma-norma dalam tim-nya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembagian tugas dan tanggung jawab mulai diterapkan, sehingga tim bekerja lebih efisien dan efektif. Permainan-permainan bersifat Teamwork Challenge akan dijadikan katalis perubahan.

4. Performing
Setelah melewati tahap norming para peserta akan dihadapkan pada tugas-tugas berbasis kegiatan kelompok yang lebih menantang, baik secara fisiologis maupun psikologis. Kinerja tim akan menjadi lebih baik pada tahap ini, karena masing-masing peserta mulai memahami kelemahan dan kekurangan masing-masing. Mereka akan bekerja lebih efisien dengan berpedoman pada tujuan yang telah ditentukan.

Tujuan dari aktivitas ini antara lain memberikan atmosfir kompetisi, sehingga diharapkan para peserta mampu memahami metapora dari aktivitas ini dan menstimulasi dirinya masing-masing untuk bekerja dengan penuh dedikasi, tanggung jawab, dan selalu ingin mencapai prestasi setinggi mungkin. Tujuan dari permainan ini adalah untuk mendorong peserta keluar dari zona kenyamanannya (comfort zone) dengan memacu keberaniannya dalam mengambil risiko dengan penuh perhitungan.

Pelatihan LDKS berbasis kegiatan di alam terbuka hanyalah salah satu cara untuk mengubah persepsi, sikap, dan tingkah laku individu di dalam suatu organisasi. Sebagai sebuah katalis perubahan. pelatihan ini hanya merupakan batu pijakan awal dalam proses belajar dari pengalaman (experiential learning), yang secara filofis merupakan proses pendidikan seumur hidup (long life education)